Beautiful Place


Label

Minggu, 07 November 2010

PEMBIAKAN TANAMAN


Tanaman perlu pembiakan dalam rangka mempertahankan jenisnya dan peningkatan produksinya. Tumbuhan berkembang biak dengan cara yang berbeda. Ada yang berkembang biak dengan cara generatif (pembiakan seksual) dan cara vegetatif (pembiakan aseksual). (1) Secara generatif/reproduktif (secara kawin) dengan menggunakan benih (biji yang memenuhi persyaratan sebagai bahan tanaman; (2) Secara vegetatif (secara tak kawin) dengan menggunakan organ vegetatif.




Pekembangbiakan secara generatif, terjadi pembuahan terlebih dahulu. Sedangkan perkembangbiakan vegetatif tidak terjadi pembuahan terlebih dahulu. Pada perbanyakan vegetatif, umumnya batang lebih penting daripada bagian tumbuhan yang lain. Pada beberapa tanaman yang berkembang biak secara vegetatif terjadi pertumbuhan yang normal dan perkembangannya. Ketika tanaman membentuk stolon atau rhizoma, bagian yang lebih tua yang telah mati akan meninggalkan cabang terisolasi tersebut sebagai tanaman yang terpisa
a.    Pembiakan Generatif
Ada berbagai tumbuhan yang berkembang biak menggunakan biji. Biji terbentuk dari hasil penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan dan pembuahan terjadi pada tanaman yang memiliki bunga. Perkembangbiakan ini dinamakan perkembangbiakan generatif. 
Pembiakan dengan biji mempunyai banyak keuntungan, antara lain: murah dan mudah penyimpanannya untuk jangka waktu yang lama.  Biji yang disimpan dalam keadaan kering dan dingin, tetap mempunyai daya hidup (viabilitas).  Pembiakan secara generatif (biji) juga berguna untuk memulai suatu tanaman yang “bebas penyakit”, terutama penyakit virus, sebab kebanyakan penyakit virus ditularkan melalui biji. Tanaman yang berasal dari biji pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai : (1)  Pohonnya kuat, karena mempunyai susunan akar yang baik; (2)  Umurnya panjang, walaupun tanaman tersebut lambat berbunga; (3)  Sering terjadi perubahan (penyimpangan) dari sifat induknya, karena adanya penyerbukan silang.
Pembentukan biji melalui proses penyerbukan (jatuhnya tepung sari pada kepala putik) kemudian dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara gamet jantan dari tepung sari dan gamet betina dari putik).
Dalam kontek  agronomi, benih sebagai bahan tanaman merupakan biji yang diproduksi, diproses, dan diuji dengan metode standar sehingga memenuhi persyaratan sebgai bahan tanaman. Peran teknologi benih (merupakan rangkaian kegiatan sejak produksi, pemanenan, pengeringan, pengolahan/prosesing, pengujian sampai dengan sertifikasi benih) sangat strategis dalam rangka penyediaan benih bermutu dalam jumlah dan saat yang dibutuhkan.
Sungguh disayangkan di Indonesia sampai dewasa ini perhatian sebagian besar masih terbatas pada benih ortodok, sedangkan perhatian pada benih rekalsitran masih reatif terbatas. Padahal mengingat keanekaragaman tanaman buah-buahan tropik yang ada, sangat potensial untuk dikembangkan.
Ada dua tipe perkembangan secara generatif yaitu :
1.        Isogami
a)         Secara morfologis, gamet ♂ sama dg gamet ♀.
b)        Pada tan. golongan rendah, mis. Spirogyra.
2.        Heterogami
a)         gamet ♂ berbeda dg gamet ♀
b)        Peleburan gamet – gamet  ini : fertilisasi
b.    Pembiakan Vegetatif
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan   menggunakan bagian-bagian tanaman seperti  batang, cabang, ranting, pucuk,  daun, umbi  dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.
Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah.
Kelemahan dari perbanyakan dengan cara ini membutuhkan pohon induk yang lebih besar dan lebih banyak, sehingga membutuhkan biaya yang banyak.  Selain hal tersebut juga  tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara stek, dan tingkat keberhasilannya sangat rendah, terlebih jika dilakukan oleh hobiss atau penangkar pemula.
Perbanyakan dengan stek pada umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang , namun pada beberapa tanaman seperti asparagus dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan.
Perbanyakan tanaman dengan stek meliputi stek batang, stek bertunas daun, stek daun, stek akar, stek mata, stek umbi ( meliputi umbi lapis, umbi palsu, umbi batang, umbi akar dan akar batang).
Stek berasal dari kata stuk ( bahasa Belanda) dan cuttage ( Bahasa Inggris) yang artinya potongan. Sesuai dengan namanya, perbanyakan ini dilakukan dengan menanam potongan tanaman induk kedalam media, agar tumbuh menjadi tanaman baru.
Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan karena tidak memerlukan peralatan khusus dan teknis pelaksanaan tidak rumit. Keunggulan teknik ini adalah dapat meng hasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia sangat sedikit atau terbatas.  Namun  pada kenyataannya tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan stek. Hanya tanaman yang mampu bertahan hidup lama setelah terpisah dari induknya saja yang dapat diperbanyak dengan teknik ini, misalnya anggur, kedondong, sukun , jambu air dsb.
Kelemahan baik secara fisisologis maupun  morfologis adalah hasil perbanyakan dengan cara ini memiliki akar serabut sehingga   mudah roboh pada keadaan iklim kurang mendukung ( ekstrim) misalnya angin yang kencang, tanah selalu jenuh air, dsb.  Hal ini disebabkan  karena   hasil perbanyakan tanaman yang ditanam dengan stek  perakarannya dangkal..
Cara pembiakan vegetatif meliputi: (1) Secara alami dengan penggunaan biji apomiktik (terbentuk tanpa pembuahan dan merupakan bentuk vegetatif) dan penggunaan organ-organ khusus tanaman (hasil modifikasi batang atau akar, misalnya: bulb, tuber, rhizome, dll); (2) Secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah ”layerage”, ”cuttage”, atau setek, penyambungan tanaman dan kultur jaringan.
Pada ”layerage” stimulasi saat organ vegetatif masih bersatu dengan tanaman, misalnya, ”layerage” di atas tanah (cangkokan). Stimulasi pada setek saat organ vegetatif sudah dipisahkan dari tanaman, misalnya setek akar, setek batang, setek daun, dan setek tunas/mata tunas.
Pengertian penyambungan adalah menyambung suatu bagian tanaman (pupuk/mata tunas) pada bagian tanaman lain sehingga menyatu dan tumbuh menjadi tanaman baru. Penyambungan tanaman bisa dalam bentuk ”grafting” (batang atas berupa pucuk), ”budding atau okulasi” (batang atas berupa mata tunas), susuan (saat penyambungan batang bawah dan atas masih pada tanaman masing-masing.
Salah satu keuntungan penyusuan tanaman adalah tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Dibandingkan pada ”grafting” dan okulasi. Disamping itu daya adaptasi tanaman batang atas dapat lebih luas. Dibanding tanda batang bawah spesies tanaman lain. Apabila dalam budidaya tanaman ada kesulitan dalam menggunakan benih dan berbagai cara perbanyakan vegetatif, maka penggunaan bibit dari kultur jaringan dianggap jalan keluar yang perlu ditempuh.


DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2009. Bahan Ajar Pembiakan Vegetatif. http://made8.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 19 November 2009
            b. 2009. Cara Perkembangbiakan Makhluk Hidup 6.1 Yayat Ibayati. http://www.crayonpedia.org/mw/ . Diakses Pada Tanggal 19 November 2009
Baroto, A. L. 2009. Pembiakan. http://kartubisnis.com/blog/lengkeng. Diakses Pada Tanggal 19 November 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar